Konsepsi spasial menurut
pandangan sejarah berangkat dari asumsi bahwa masing-masing wilayah memiliki
jiwa dan perjalanannya sendiri-sendiri. Tidak semua teori dapat berlaku di
semua daerah. Bahkan terkadang ada wilayah-wilayah yang mementahkan teori-teori
atau generalisasi yang dibuat oleh ilmuwan atau para ahli.
Keunikan suatu wilayah tersebut
tidak terbatas pada tanah atau habitat tempat tinggal saja melainkan mencakup
keseluruhan ekosistem dalam wilayah tersebut. Mulai dari makhluk penghuninya
baik unsur biotik dan abiotiknya, hasil-hasil budaya masyarakatnya, tata cara
hidup masyarakatnya dan keseluruhan kegiatan sekecil apapun di wilayah
tersebut.
Dalam satu wilayah biasanya memiliki
letak geografis masing-masing dengan
iklim, cuaca serta sifat-sifat alamiah wilayah masing-masing. Dan tentu saja
hal itu akan sangat mempengaruhi tata cara hidup masyarakatnya, hasil-hasil
budaya masyarakatnya dan pastinya sejarah kehidupan masyarakatnya juga berbeda.
Seperti misalnya wilayah Indonesia dengan iklimnya yang tropis akan
menghasilkan kehidupan masyarakat yang berbeda dengan wilayah Jerman yang
iklimnya subtropis.
Berdasarkan Tema (dimensi atau aspek kehidupan) dapat berbentuk (1) Sejarah
Politik, (2) Sejarah Ekonomi, (3) Sejarah Sosial, (4) Sejarah Budaya, (5) Sejarah
Seni, (6) Sejarah Ilmu Pengetahuan, (7) Sejarah Teknologi, (8) Sejarah
Pertanian, (9) Sejarah Pelayaran dan Perdagangan, (10) Sejarah Perindustrian, (11)
Sejarah Hukum, (12) Sejarah Konstitusi, (13) Sejarah Diplomasi, (14) Sejarah Agama, (15) Sejarah Militer, (16)
Sejarah Maritim, (17) Sejarah Ruang Angkasa, (18) Sejarah Perang, (19) Sejarah
Perdamaian, dan lain sebagainya.
Akhir-akhir ini
nampak adanya suatu arah baru (new
direction) dalam bidang
penelitian sejarah, terutama di negara-negara maju (Jules R. Benjamin,
1982:9-10). Sejarawan-sejarawan mulai menjajaki aspek-saspek lain dari masa
lampau. Sejarawan-sejarawan psycho (psychohistorians) mulai mengkaji perkembangan emosional dari
individu-individu, keluarga, bahkan kelompok-kelompok. Mereka mencoba menjelaskan tindakan-tindakan,
pendapat, serta reaksi emosional sebagian masyarakat terhadap
perkembangan-perkembangan sosial akhir-akhir ini seperti perang, depresi,
konflik antar kelompok dan etnik.
Arah baru lainnya adalah sejarah sains dan teknologi (history of science and technology). Fokusnya di sini adalah pada evolusi
ilmu pengetahuan, ialah bagaimana tumbuhnya
suatu pengetahuan dan bagaimana pula pengaruh dan aplikasinya dalam
masyarakat. Sejarah demografi (historical demography) mengkaji
jumlah dan distribusi penduduk dan dampaknya terhadap perubahan-perubahan
sosial, juga merupakan salah satu sisi dari arah baru studi sejarah. Sejarah
etnik (ethnohistory) adalah
cabang sejarah budaya yang mengkaji budaya-budaya individual atau kontak antar budaya yang berbeda, agar dapat
melacak sebab-sebab perubahan budaya. Sedang sejarawan-sejarawan lingkungan (environmental historians) menguji
interaksi antara komunitas manusia dengan habitat mereka.
Bidang baru penelitian sejarah
lainnya ialah studi kehidupan pribadi (private
life), suatu subjek kajian yang memiliki signifikansi histories yang tidak
kalah menariknya. Bidang ini termasuk sejarah keluarga, sejarah olahraga, sejarah film, sejarah anak-anak, dan yang
cukup berkembang dan berpengaruh adalah studi sejarah wanita.
Reorientasi bidang-bidang tradisional dalam penelitian sejarah juga
merupakan suatu arah baru. Jadi, sekarang terdapat bidang-bidang sejarah
sosial ’’baru’’, sejarah politik ’’baru’’, dan juga sejarah ekonomi ’’baru’’. Beberapa ahli di bidang-bidang ini ingin
melihat perkembangan lebih jauh berdasarkan hasil-hasil studi yang telah ada
untuk mendapatkan bukti-bukti perkembangan baru perilaku-perilaku kelompok tentang
pola pemberian suara (voting),
keanggotaan kelompok, affiliasi keagamaan, standar hidup, dan lain sebagainya.
Bukti-bukti tersebut digunakan untuk memantapkan pemahaman mengenai aspek-aspek
dasar kehidupan di masa lampau dan untuk menguji akurasi asumsi-asumsi yang dibuat oleh para
ahli dengan bukti-bukti yang lebih impresionistik, yakni buku harian,
pidato-pidato publik, novel, sejarah kontemporer, peristiwa-peristiwa politik,
dan sebagainya.
Dua arah ’’baru’’ penelitian
sejarah, yang sebenarnya sudah sangat tua
adalah genealogi dan sejarah lokal. Bidang-bidang ini kembali
menjadi penting terutama untuk memperkokoh dan menemukan kembali asal-usul pribadi dan keluarga dan kekerabatan mereka di masa lampau. Genealogi adalah
cabang studi sejarah keluarga (family
history). Sejarah lokal (local
history) membangkitkan kembali entusiasme dan afeksi para penghuninya, juga para ahli, untuk meneliti
mengenai evolusi kota, komunitas, dan lingkungan sekitarnya.
Arah-arah baru bidang penelitian
ini diharapkan memperkaya dan memberi perspektif baru dalam pengembangan
penelitian sejarah yang sudah ada.