Friday 28 August 2015

KONSEP-KONSEP DASAR SEJARAH INTELEKTUAL


Aspirasi  pokok sejarah intelektual  ialah adanya Zeitgeist (jiwa zaman) dan pandangan  sejarah idealistik yang berpendapat bahwa pikiran-pikiran mempengaruhi perilaku. Contoh tulisan Herbert  Feith dan Lance Castle yang berjudul : Pemikiran Politik Indonesia, 1945-1965. ( Jakarta: LP3ES, 1988 ).

Istilah “sejarah intelektual telah mempunyai kedudukan yang cukup mantap di Amerika Serikat, meskipun Guide to Historical Literature, terbitan American Historical Association tidak sering memakai istilah ini melainkan lebih suka memakai “sejarah kebudayaan” atau “ide-ide sosial”. Namun di dunia Barat istilah yang biasanya dipakai adalah istilah-istilah lain, seperti ide-ide.

Dalam arti yang luas, sejarah intelektual dapat diartikan sebagai pokok masalah data apa saja yang ditinggalkan oleh aktifitas pikiran-pikiran manusia. Bahan-bahan yang terpenting adalah karya para filsuf, seniman, penulis, dan ilmuwan. Sejarah intelektual juga mencoba mencari kembali dan memahami penyebaran karya pemimpin-pemimpin kebudayaan dan ide-idenya pada masyarakat tertentu, dan sejarah intelektual juga mencoba mengerti hubungan antara masyarakat yang cenderung mengikuti serta berkepentingan dengan  ide-ide tersebut serta pada masyarakat yang tidak sama sekali (Brinton dalam Abdullah&Surjomihardjo, 1985: 201-212).

            Beberapa komponen dari sejarah intelektual terdapat dalam penulisan sejarah yang dapat ditelusuri sampai ke zaman Yunani. Herodotus, ketika membahas kepercayaan agama orang-orang Mesir dan Thucydides, ketika membedakan sifat nasional orang-orang Athena dan Sparta, ternyata kedua-duanya menulis sejarah intelektual. Jadi, kajian sejarah ini ternyata telah cukup lama usianya dan dasar-dasar pengkajiannya telah ada di masa lampau.

            Istilah sejarah intelektual mulai mencuat di akhir abad-19. Di Amerika Serikat, istilah ini diperkenalkan oleh James Harvey Robinson dalam karyanya Mind in The Making (1921), di Jerman dipelopori oleh Dilthey dan Max Weber dalam Protestan Ethic anh the Spirit of Capitalism, di Austria istilah ini dibawa oleh Frederich Meineiche dan Friederich Heer dalam tulisannya yang berjudul Europaische Geschichte.

             Tipe-tipe sejarah intelektual menurut Crane Brinton ada tiga macam, yaitu :
(1)   Sejarah intelektual yang mencoba mengembangkan fakta tentang siapa menulis apa dan bagaimana publikasinya, fakta-fakta apa yang disajikannya serta apa yang dihasilkan dalam media budaya selain dengan kata-kata. Contoh sejarah intelektual tipe ini adalah karya Charles H. Haskins dalam artikel The Renaissance of the Twelfth Century (1927) dan Studies in Medieval Culture (1929).

(2)   Sejarah intelektual yang cenderung untuk memakai istilah ”sejarah pemikiran” yang isinya berhubungan dengan kartografi ide-ide. Tugas utamanya adalah menganalisa elemen-elemen yang terpilih dari pengelompokan ide. Salah satu pengelompokan ide yaitu suatu hierarki dari unsur yang hidup, yang saling berhubungan dari suatu makhluk yang memiliki rasa sampai pada makhluk yang hidup tinggi dan paling baik perkembangannya. Sejarah intelektual tipe ini tampak dalam karya Hobbes, Locke dan Rousseau dengan ”kontrak sosial”.



(3)    Sejarah intelektual tipe ketiga adalah sejarah intelektual tentang studi hubungan antara apa yang dikatakan orang dan apa yang dilakukannya, ”melakukan” mempunyai kompleksitas yang nyata. Tipe ini misalnya dalam karya milik Felix Rocquain L’esprit Revol sionnaire Avent la Revolution. Tipe ketiga ini adalah tipe-tipe penulisan sejarah lokal masa kini yang banyak digunakan oleh penulis sejarah lokal.



Abdullah, Taufik dan Surjomihardjo, Abdurrachman. 1985b. Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif. Jakarta: PT. Gramedia.

Arif, Saiful. 2000. Menolak Pembangunanisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bachtiar, Harsya. 1974. Percakapan Dengan Sidney Hook Tentang 4 Masalah Filsafat. Jakarta: Jambatan.

Noer, Deliar. 1982. Pemikiran Politik di Negara Barat. Jakarta: CV. Rajawali.

Suhelmi, Ahmad. 2001. Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Masyarakat dan Kekuasaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Swastika, Kayan. 2007. Sejarah Intelektual Modul Bahan Belajar Mandiri. Jember: IKIP PGRI Jember.
William Ebenstein. 1987. Isme-Isme Dewasa Ini. Jakarta: Erlangga.
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment