Friday 28 August 2015

KONSEP-KONSEP DASAR SOSIALISME, KOMUNISME, ERO-KOMUNISME DAN NEW LEFT

A. SOSIALISME
            Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Titik berat paham ini pada masyarakat bukan pada individu sebagai suatu aliran pemikiran atau paham yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh liberalisme.

Inti dari paham sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara kolektif. Artinya semua individu harus berusaha memperoleh layanan yang layak demi terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling tolong-menolong.

Ciri utama sosialisme adalah pemerataan sosial dan penghapusan kemiskinan. Ciri ini merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya sosialisme. Hal ini ditandai dengan penentangan terhadap ketimpangan kelas-kelas sosial yang terjadi pada negara feodal.

Sosialisme yang kita kenal sekarang ini timbul sebagian besar sebagai reaksi terhadap liberalisme abad ke 19. Pendukung liberalisme abad ke 19 adalah kelas menengah yang memiliki industri, perdagangan dan pengaruh mereka di pemerintahan besar akibatnya kaum buruh terlantar.

Tidaklah mudah untuk menentukan kapan sosialisme muncul untuk pertama kalinya. Sementara orang mengatakan bahwa kemakmuran yang ideal yang terdapat dalam buku Plato yang berjudul Republic, bersifat sosialis karena kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan pribadi dan sama-sama membagikan semua yang ada.

            Sosialisme, seperti banyak gerakan dan gagasan liberal lainnya, tidak mempunyai injil dan mungkin karena kaum liberal tidak dapat menyepakati seperangkat keyakinan doktrin tertentu. Apalagi sosialisme telah berkembang di berbagai negara dengan berbagai tradisi nasionalnya dan tidak pernah ada otoritas pusat yang menentukan garis kebijaksanaan partai sosialis. Meskipun tidak ada pernyataan doktrin sosialis yang bersifat mengikat, namun garis-garis besar pemikiran dan kebijakan sosialis dapat disimak dari tulisan-tulisan ahli sosialisdan kebijakan partai sosialis. Tetapi apa yang muncul dari situ bukanlah satu kesatuan pemikiran dan kebijakan yang konsisten. Kekuatan dan kelemahan utama sosialisme terletak dalam kenyataan bahwa sistem itu tidak memiliki doktrin yang pasti dan berkembang karena sumber-sumber yang saling bertentangan dalam masyarakat yang merupakan wadah perkembangan sosialisme.

            Unsur-unsur pemikiran dan kebijakan sosialis yang kompleks dan saling bertentangan dengan jelas tergambar dalam gerakan sosialis Inggris. Unsur-unsur yang ada dalam gerakan sosialis Inggris ialah :
  1. Agama
  2. Idealisme Etis dan Estetis
  3. Empirisme Fabian
  4. Liberalisme

a. Agama
            Dalam buku “The Labour Party in Perspective”, Attle menulis bahwa “... dalam pembentukan gerakan sosialis pengaruh agama merupakan yang paling kuat. Inggris pada abad ke-19 masih merupakan bangsa yang terdiri dari para pembaca kitab suci.

            Gerakan sosialis kristen yang dipimpin oleh dua orang biarawan yaitu Frederick Maurice dan Charles Kingsley mencapai puncak kejayaannya pada pertengahan abad ke-19 dan menjadi sumber penting untuk perkembangan organisasi kelas buruh dan sosialis kemudian. Prinsip yang menjadi pedoman bagi kaum sosialis kristen adalah konsep yang mendasarkan bahwa sosialisme harus dikristenkan dan kristianitas harus disosialisasikan.

            Pada tahun 1942 Uskup Agung Centerbury, William Temple, dalam bukunya Christianity and Social Order mengemukakan pemikiran yang sangat dekat dengan sosialisme. Temple beranggapan bahwa setiap sistem ekonomi untuk sementara atau selamanya, memberikan pengaruh edukatif yang sangat besar dan karena itu gereja ikut mempersoalkannya. Gereja dapat mempertanyakannya “Apakah pengaruh itu mengarah pada perkembangan sifat kekristenan dan jika jawabnya sebagian atau seluruhnya negatif, gereja harus berusaha sedapat mungkin menjamin perubahan dalam sistem ekonomi tersebut sehingga gereja tidak menemukan musuh akan tetapi sekutu dalam sistem itu”.

            Adanya perhatian agama kristen yang bersifat praktis ini sangat kuat terasa selama separuh terakhir pada abad ke-19. kesungguhan tanggung jawab moral dan pengabdian tanpa pamrih mencirikan periode ini, dan agama yang mengakui bahwa rahmat dan iman merupakan syarat penting untuk memperoleh keselamatan, namun tetap menekankan perilaku dan keselamatan melalui rakyat atau usaha. Banyak pemimpin sosialis dari generasi yang lebih tua (seperti Attle dan Sir Stanffors Cripps) dididik dalam situasi dimana agama mempunyai pengaruh yang kuat.

b. Idealisme Etis dan Estetis
            Idealisme etis dan estetis juga menjadi sumber bagi sosialisme Inggris, meskipun pengaruhnya tak dapat diukur dalam wujud jumlah suara dan kartu keanggotaan. Idealisme yang diungkapkan oleh beberapa penulis seperti John Ruskin dan William Morris bukanlah suatu program politik atau ekonomi, tetapi merupakan pemberontakan melawan kemelaratan, kebosanan dan kemiskinan hidup di bawah kapitalisme industri. Kapitalisme Inggris yang mula-mula berkembang di Inggris mungkin menciptakan lebih banyak keburukan disana daripada ditempat lain, karena para industriawan Inggris tidak dapat membayangkan bahwa nantinya kapitalisme akan merubah udara dan air yang jernih dan keindahan wilayah pedalaman Inggris. Mereka juga tidak memperhitungkan sebelumnya pengrusakan pemandangan kota dan desa tua oleh adanya pemukiman-pemukiman dan pusat-pusat pabrik.

            Kalau Marx melakukan pendekatan terhadap kapitalisme industri dalam kerangkan hukum-hukum kosmis seperti perkembangan sejarah dunia menurut hukum-hukum sosial yang tak dapat dielakkan, filsafat materialisme, maka Morris lebih bertumpu pada kenyataan. Disekitarnya ia melihat barang dan perlengkapan rumah tangga yang jelek serta kehidupan manusia yang tidak menampakkan keceriaan dan keindahan dalam hidupnya. Yang menjadi pusat pembaharuan Morris adalah manusia, bukan sistem. Ia sungguh merasakan bahwa semua harus dikembalikan ke dalam kehidupan sehari-hari dan dorongan-dorongan yang kreatif pada setiap orang harus diberi jalan buat penyalurannya dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.

            Pengaruh Ruskin dan Morris lebih banyak mengandung segi negatif daripada positifnya. Mereka menunjukkan apa yang secara fisik dan moral salah menyangkut peradaban yang dibangun di atas perselisihan dan kemelaratan, tetapi mereka tidak merumuskan program tertentu untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang dikritiknya. Meskipun demikian, pemberontakan estetika dan etika ini membawa pengaruh yang penting dalam mempersiapkan suatu lingkungan intelektual dimana nantinya sosialisme mendapatkan tanggapan yang simpatik.

c. Empirisme Fabian
            Empirisme Fabian mungkin merupakan ciri gerakan sosialis Inggris yang paling khas. Masyarakat Fabian didirikan pada tahun 1884 dan mengambil nama seorang jenderal Romawi yaitu Quintus Fabius Maximus Cunstator, si “penunda”. Motto awal dari masyarakat tersebut ialah : “Engkau harus menunggu saat yang tepat; kalau saat yang tepat itu tiba engkau harus melakukan serangan yang dahsyat, sebab jika tidak, penundaan yang engkau lakukan itu sia-sia dan tidak akan membawa hasil’.

            Para pendiri dan anggota pertama masyarakat Fabian adalah George Bernard Shaw, Sidney dan Beatrice Webb, R.G. Wells dan Graham Wallas. Dalam penelitian historis tentang landasan yang dilakukan oleh Sidney Webb, seperti dalam buku Fabian Esseys (1889), kita temukan apa yang tetap menjadi filsafat dasar sosialisme, dan lebih luas lagi sosialisme Inggris, Webb menganggap bahwa sosialisme sebagai hasil yang tak dapat dielakkan dari kebersihan dari demokrasi, tetapi ia menandaskan bahwa “kepastian yang datang secara bertahap” sangat berbeda dengan kepastian revolusi seperti yang dicanangkan oleh Marx.

            Webb menekankan bahwa organisasi sosial hanya dapat terbentuk secara perlahan dan “perubahan-perubahan organis” yang penting itu hanya dapat terjadi, setidak-tidaknya di Inggris, dengan adanya empat kondisi atau syarat. Pertama, perubahan itu harus bersifat demokratis; kedua, perubahan itu harus secara bertahap, berkesinambungan dan konsisten; ketiga, perubahan itu harus sesuai dengan moral masyarakat; keempat, perubahan-perubahan tersebut harus melalui prosedur dan menggunakan cara damai.

            Para penganut Marx di Eropa dan dimana saja mengarahkan propagandanya kepada kelompok proletar. Kelas menengah dan kelas di atasnya harus dimusnahkan dan tidak digiring kepada sosialisme. Banyak slogan dengan mempertimbangkan tidak hanya tingkat pendidikan kaum buruh tetapi juga kenyataan bahwa mereka dibiarkan mengambang atau setengah dirubah sehingga mereka dapat dikerahkan untuk melakukan agitasi kelompok Marxis.

            Masyarakat Fabian berangkat dari anggapan bahwa tidak akan ada kemajuan ke arah tatanan masyarakat yang adil kalau kepada kelas menengah dan kelas di atasnya tidak diperlihatkan kelogisan keadilan yang ditampilkan oleh seruan-seruan pokok dalam pemikiran dan kebijakan sosialis. Karena pemerintahan di Inggris dilandaskan pada himbauan dan musyawarah dan karena kelas yang berkuasa di Inggris sebagian besar berasal dari kelas menengah dan kelas di atasnya, tidak akan ada perubahan kebijakan di Inggris tanpa persetujuan mereka. Para penganut masyarakat Fabian beruntung karena mereka dapat berbicara dalam bahasa yang sama, secara harfiah dan metaforsis, seperti yang dipakai oleh kelas yang berkuasa dan mereka tahu bagaimana menembus kelas penguasa tersebut dengan cara-cara yang mungkin mendekati propaganda resmi dari orang-orang di luar kelas yang sama.

            Teknik perembesan kelompok Fabian didasarkan pada premis bahwa untuk merubah seseorang yang berakal sehat tidak perlu menggunakan argumentasi dan juga daya tarik emosional. Kelompok Fabian mempunyai kebijakan untuk menggarap pikiran dan perasaan para pendengarnya melalui proses yang berlaku dan secara bertahap dan bukannya melakukan perubahan dalam sekejap. Mereka juga lebih banyak menggunakan kesempatan yang bersifat informal dalam masyarakat daripada melalui jalur-jalur resmi.

            Teknik perembesan juga mempunyai sisi yang lain. Kelompok Fabian tidak menganggapnya sebagai tugas mereka untuk meloloskan resolusi-resolusi, atau menarik perhatian para raja dan anggota parlemen atau memusatkan perhatian mereka pada massa rakyat. Mereka memusatkan perhatiannya untuk meyakinkan sekelompok kecil orang yang memenuhi dua kualifikasi.

            Pertama, orang-orang tersebut secara permanen mempunyai pengaruh dalam kehidupan masyarakat; sehingga kalau proses perembesan yang dibutuhkan waktu lama itu berhasil, maka dapat dipetik manfaatnya; kedua, mereka harus bersikap dan bertindak wajar sehingga kelompok Fabian tidak dianggap sebagai kaum ekstrimis. Karena orang-orang dengan kualifikasi seperti itu dapat dijumpai dalam semua partai politik, kelompok Fabian tidak hanya menggarap kaum konservatif tapi juga kaum liberal.

            Cara kelompok Fabian untuk berusaha merubah perbedaan-perbedaan prinsip yang sebenarnya tidak dapat dirujukkan menjadi ketidaksepakatan yang dapat dirundingkan atas fakta-fakta bukanlah suatu penemuan baru, tetapi secara implisit justru sudah menjadi sifat masyarakat yang demokratis. Dalam masyarakat yang bebas, kita memiliki kedamaian orang masing-masing memenuhi bagi dirinya hal-hal mendasar yang bertentangan seperti agama, moral dan filsafat. Di Amerika Serikat ada pemisahan antara gereja dan negara, dan prinsip ini dipertahankan bukan karena orang Amerika bersikap apatis terhadap agama, tetapi karena para penyusun konstitusi menganggap bijaksana kalau memberikan persoalan yang bersifat fundamental ini bebas dan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan dimana semua agama dapat menjalin kerjasama tanpa merusak keyakinan keagamaannya masing-masing.

            Fabianisme telah sering digambarkan sebagai pembaharuan tanpa kebencian, pembangunan kembali masyarakat tanpa perang kelas empirisme politik tanpa dogma atau fanatisme. Meskipun organisasinya kecil, namun masyarakat Fabian membawa pengaruh yang besar. Dalam pemilihan tahun 1945 yang menampilkan untuk pertama kalinya pemerintahan partai buruh yang didasarkan pada mayoritas yang besar dalam parlemen, 229 dari 394 anggota parlemen dari partai buruh berasal dari kelompok Fabian dan lebih dai separuh pejabat pemerintah, termasuk Attle (Perdana Mnteri 1945-1951) juga orang-orang Fabian.

d. Liberalisme
            Liberalisme telah menjadi sumber yang semakin penting bagi sosialisme, terutama sejak partai liberal merosot peranannya di banyak negara. Di Inggris sebenarnya partai liberal sudah lenyap dan partai buruhlah yang nampaknya mewarisinya (1/3 dari harta miliknya).

            Di samping kecenderungan ke arah birokrasi dan pembuatan regulasi demi kepentingan regulasi, dalam sosialisme juga ada kecenderungan berorientasi pada negara, massa dan kolektifitas. Karena kecenderungan itu bagi seorang liberal sejati memunahkan, karena kadang-kadang ia masih suka menjadi seorang pribadi dan bukan sekedar seorang anggota dalam daftar nasional. Namun demikian, dalam 40 tahun terakhir semakin banyak orang liberal yang menggabungkan diri dengan partai buruh. Mengapa demikian?

            Pertama, lenyapnya partai liberal Inggris bukanlah disebabkan kegagalannya, akan tetapi oleh karena hasil yang telah dicapainya membuat kehadiran partai itu tidak diperlukan lagi. Saat ini banyak partai konservatif maupun partai buruh mempunyai komitmen yang kuat terhadap prinsip-prinsip liberal yang menghormati kebebasan individu untuk beribadah, berpikir, berbicara dan berkumpul.

            Kedua, perdagangan bebas yang merupakan cita-cita yang penting dari liberalisme Inggris abad ke-19 tidak muncul lagi sebagai kepentingan politik yang menggebu-gebu. Baik golongan konservatif maupun golongan buruh mempunyai komitmen pada bentuk proteksi tarif tertentu, dan bahkan orang-orang liberal sendiri sudah menyadari bahwa perdagangan bebas tidak penting lagi seperti dulu.

            Selanjutnya masalah kerajaan juga, pendekatan liberal dari abad ke-19 menjadi tidak relevan lagi karena hampir semua kerajaan sudah lenyap. Penghapusan kerajaan sesudah perang dunia II terjadi di bawah pemerintahan baik partai konservatif maupun partai buruh.

            Karena masalah-masalah yang bersifat spesifik sudah tidak ada lagi, maka banyak orang liberal yang bergabung dengan partai buruh atau memberikan suaranya untuk partai buruh atau menganggap dirinya sebagai orang sosialis murni. Liberalisme biasanya menjadi aliran kiri kaum konservatif, dan di negara yang menurut sistem dua partai seperti Inggris, kalau orang mau bergeser ke kiri dari koservatisme, maka partai buruh menjadi satu-satunya pegangan untuk memperjuangkan kepentingan politik.

            Menyangkut masalah pemilikan negara, unsur-unsur liberal dalam partai buruh menentang kebijakan yang bersifat doktriner seperti nasionalisasi. Dengan demikian orang-orang liberal dalam partai buruh menjadi kelompok sayap kanan dari partai itu, sebagaimana orang-orang liberal dalam partai konservatif menjadi kelompok sayap kiri. Kelompk sayap kanan partai buruh sangat dekat dengan kelompok sayap kiri dalam partai konservatif dalam hal mentalitas, wawasan dan dalam berbagai kebijakan sehingga diperlukan pensil dengan ketajaman elektronik untuk membuat garis pemisah antara keduanya.

            Liberalisme telah memberikan banyak sumbangan yang dapat bertahan lama bagi sosialisme Inggris. Karena pengaruh liberalisme, para pemimpin sosialis lebih moderatdan kurang terpaku pada doktrin. Dengan pengaruh itu mereka juga lebih menghargai kebebasan individu. Liberalisme telah merubah partai buruh menjadi sebuah partai nasional dan bukannya menjadi partai yang didasarkan pada kelas. Liberalisme juga telah mewariskan kepada partai buruh pesan kaum liberal bahwa pembaharuan akan tercapai tanpa kedengkian dan kebencian.

B. KOMUNISME DAN ERO KOMUNISME
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".
Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang menyebabkan komunisme menjadi "tumpul" dan tidak lagi diminati.

Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme. Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata.

Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.

C. NEW LEFT
            Sebenarnya komunisme itu adalah pendogmaan ajaran Karl-Marx yang disistemasikan oleh Engels (sahabat Marx). Ajaran yang telah disistemasikan Engels inilah yang dipakai oleh Lenin, dan bentuknya yakni Marxisme-Leninisme jadi "Kitab Suci"-nya kaum komunis dan tidak boleh dipertanyakan. Ada 2 periode pemikiran Marx, yang pertama adalah periode Marx muda (jungen Marx) dan periode Marx tua, dimana yang mendasari segala pemikiran dan keprihatinan Marx yang sejati adalah dari periode mudanya.

Naskah2 Paris yang diterbitkan Herbert Marcuse (bapak New Left) mencerminkan pemikiran Marx muda sebagai filsuf. Yang kita kenal sekarang sebagai Komunisme justru mau ditolak oleh generasi Marxis yang baru seperti Ernst Bloch, Herbert Marcuse, Gyorgi Lukasch dan terutama diangkat kembali oleh teori kritis masyarakat sekolah Frankfurt (Horkheimer, Adorno), sebagai sesuatu yang dogmatis, padahal sebagai pemikiran ilmiah seharusnya pemikiran Marx yang murni juga harus di-dialektika-kan.


Dalam ajaran Marx, sejatinya adalah proses dialektik manusia itu sendiri terhadap masyarakatnya, bukan hanya sisi ekonomisnya seperti yang diungkapkan Engels. "Seperti filsafat menemukan senjata materialnya dalam proletar, demikian juga proletar menemukan senjatanya yang rohani dalam filsafat" sabda Marx. Sejarah adalah suatu dialektika antara yang tertindas dan ditindas, Marx sendiri adalah pewaris ajaran Hegel (dibuktikan saat ia ikut golongan Hegelian kiri). Yang melihat realitas sebagai hasil kesadaran subjek dengan objek (tidak bisa kita masuki ajaran Hegel tentang roh (geist) yang berat. Hegel dikritik Marx karena justru menyebabkan filsafat yang rasional berdamai dengan realitas yang malah tidak rasional dan tidak filosofis sama sekali. Intinya semua bentuk kehidupan yang khas manusia dipandang Marx dalam kerangka pekerjaan. Makanya disebut materialistis. Negara, masyarakat, bahkan agama adalah bagian dari sistem borjuasi yang mendapat nafas hidupnya dari penindasan terhadap golongan lainnya yaitu proletar.

DAFTAR PUSTAKA


Abdullah, Taufik dan Surjomihardjo, Abdurrachman. 1985b. Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif. Jakarta: PT. Gramedia.

Arif, Saiful. 2000. Menolak Pembangunanisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bachtiar, Harsya. 1974. Percakapan Dengan Sidney Hook Tentang 4 Masalah Filsafat. Jakarta: Jambatan.

Budiardjo, Miriam. 1984. Simposium Kapitalisme, Sosialisme, Demokrasi. Jakarta: PT. Gramedia.

Downs, Robert. 1961. Buku-Buku yang Merubah Dunia. Jakarta: PT. Pembangunan.

E-edukasi. 2009. Paham-Paham yang Berkembang di Dunia. [serial on line]. http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=105&fname=sej202_09.htm. [25 Januari 2009].

E-Samarinda. 2009. Ero-Komunisme. [serial on line]. http://www.e-samarinda.com/forum/index.php?showtopic=2316&pid=36605&st=20&#entry36605. [25 Januari 2009].

Mestoko, Sumarsono. 1985. Indonesia dan Hubungan Antar Bangsa. Jakarta: Sinar Harapan.

Noer, Deliar. 1982. Pemikiran Politik di Negara Barat. Jakarta: CV. Rajawali.

Soeratman, Darsiti. 1965. Sejarah Afrika Zaman Imperialisme Modern. Yogyakarta: Vita.

Suhelmi, Ahmad. 2001. Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Masyarakat dan Kekuasaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Swastika, Kayan. 2007. Sejarah Intelektual Modul Bahan Belajar Mandiri. Jember: IKIP PGRI Jember.

Ward, Barbara. 1933. Lima Pokok Pikiran yang Merubah Dunia. Jakarta: Pustaka Jaya.

Wikipedia. 2009g. New Left Kiri Baru. [serial on line]. http://id.wikipedia.org/wiki/New Left Kiri Baru. [25 Januari 2009].

Wikipedia. 2009i. Sosialisme. [serial on line]. http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisme. [25 Januari 2009].

Wikipedia. 2009j. Sosialisme Utopis. [serial on line].



William Ebenstein. 1987. Isme-Isme Dewasa Ini. Jakarta: Erlangga.
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment