Friday 28 August 2015

OBYEK, TUJUAN, FUNGSI DAN GUNA FILSAFAT

A. Obyek Filsafat
           
Semua bentuk pengetahuan memiliki obyek (dari bahasa Yunani, “objectus”, artinya “sasaran”). Obyek pengetahuan ialah sesuatu yang menjadi sasaran kajian atau penyeledikan suatu pengetahuan.

Obyek pengetahuan itu ada 2 macam. Pertama,  obyek material  (material object; obiectum materiale). Kedua,  obyek formal (formal object; obiectum formale).

Obyek material pengetahuan ialah segala sesuatu yang menjadi bahan (materi) yang dikaji, dipelajari dan dikupas oleh pengetahuan. Obyek formal pengetahuan merupakan cara pendekatan terhadap obyek material, yang sedemikian khasnya sehingga menjadi ciri dari suatu pengetahuan tertentu (Verhaak dan Haryono Imam, 1989).

Apa obyek (material dan formal) filsafat ?

Obyek material filsafat adalah “segala yang ingin diketahui manusia” (Kattsoff, 1986).
Secara lebih jelas dan tegas Oemar Amin Hoesin (1961) dan Poedjawijatna (1987) mengemukakan, bahwa obyek material filsafat adalah “sarwa yang ada dan mungkin ada”. Yang dimaksud “Sarwa yang ada” adalah segala yang ada dalam kenyataan atau dalam pengalaman. Adapun yang dimaksud dengan “Sarwa yang mungkin ada” ialah segala yang ada dalam pikiran, meskipun tidak ada dalam kenyataan atau dalam pengalaman.

Obyek formal filsafat adalah usaha penyelidikan, pengkajian, terhadap obyek materialnya secara radikal, dalam artian sedalam-dalamnya, sampai ke akar-akarnya (secara etimologis, kata/istilah radikal berasal dari kata/istilah “radix” dalam bahasa Latin, artinya “akar”).

B. Tujuan Filsafat

            Filsafat memiliki 2 tujuan pokok, yang satu sama lain saling berkaitan erat, yaitu :
1.  tercapainya atau diperolehnya kebenaran (aletheia atau truth) yang
  • Asali ( Plato )
  • Asasi ( Aristoteles )
  • Hakiki ( Al Farabi, Poedjawijatna, dll.)
2.  tercapainya atau diperolehnya kesimpulan-kesimpulan yang universal.
            Tentang 2 tujuan pokok filsafat beserta interrelasi diantara keduanya itu, Fuad Hassan (1976) memberikan penjelasan sebagai berikut :

            “filsafat ialah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal; radikal dalam arti mulai dari radix-nya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajagan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal”.

C. Fungsi dan Guna Filsafat

Ilmu memberi deskripsi, eksplanasi dan kontrol. Sementara itu,  seni, memberi kreativitas, keindahan dan ekspresi.

Lalu, apakah fungsi dan guna filsafat bagi manusia ? Apa yang dapat diberikan filsafat kepada manusia ?

Filsafat, kata Harold H. Titus (1959) memberi manusia “pengertian dan kebijaksanaan” (understanding and wisdom).

Kalau ilmu memberi kepada manusia pengetahuan, maka filsafat, kata Oemar A. Hoesin (1961), memberi kepada manusia: “hikmah”. Dalam konteks ini, filsafat memberi kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang benar, akan kebenaran.


Plato merasakan berfilsafat sebagai nikmat yang luar biasa; demikian luar biasanya sehingga ia menamakannya (filsafat) sebagai “keinginan yang maha berharga”.
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment