Friday 28 August 2015

HAKEKAT MANUSIA

Ø URAIAN MATERI DAN CONTOH

Bumi tempat manusia hidup berisi dua macam makhluk. Pertama, makhluk yang sifatnya “anorganis”. Kedua, makhluk yang sifatnya “organis”. Untuk memudahkan membedakannya, yang pertama lazim disebut sebagai “benda mati”, dan yang kedua disebut sebagai “makhluk hidup”  (Darmodjo dan Kaligis, 2006).

Berbeda dengan makhluk hidup yang tunduk pada hukum kehidupan (biologis), benda mati yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministik). Benda-benda mati tersebut tidak dapat berberak sendiri, melainkan bergerak karena digerakkan oleh sebab-sebab di luar dirinya. Contohnya gas, yang dapat bergerak ke atas bila temperatur naik, karena gas akan menjadi lebih ringan dan akan melambung ke atas. Benda cair dapat bergerak jika ada jalan untuk menuju ke tempat yang lebih rendah, sedangkan benda padat baru dapat bergerak jika digerakkan oleh kekuatan luar, dan karena beratnya, akan bergerak ke tempat yang lebih rendah, bergeser ke kanan atau ke kiri, dari tempat asalnya.

Makhluk hidup yang menjadi pengisi bumi ini ada banyak ragamnya. Manusia adalah salah satunya. Menurut teori para ahli biologi yang bermunculan pada pertengahan abad ke-19, di antaranya adalah teori dari C. Darwin, bentuk-bentuk hidup tertua di muka bumi ini terdiri dari makhluk-makhluk satu sel yang sangat sederhana, seperti misalnya protozoa. Dalam jangka waktu beratus-ratus tahun lamanya, kemudian, timbul dan berkembang bentuk-bentuk hidup berupa makhluk-makhluk dengan organisma yang makin lama makin kompleks; dan, pada masa-masa yang lebih belakangan, telah berkembang pula (berevolusi) makhluk-makhluk hidup seperti kera dan manusia.

Dalam proses evolusi biologi yang telah berlangsung sangat lama itu, banyak makhluk hidup yang bentuknya sederhana telah hilang dan kandas dari muka bumi, meskipun banyak juga diantaranya yang masih dapat bertahan dan hidup hingga sekarang. Dari bentuk-bentuk makhluk hidup lama yang telah hilang dan kandas tersebut, kemudian, berkembanglah cabang-cabang baru, berwujud bentuk-bentuk makhluk hidup hidup baru. Itulah sebabnya jumlah makhluk hidup yang mengisi bumi sekarang ini menjadi demikian luar biasa besarnya. Hampir mendekati angka satu juta (Koentjaraningrat, 1979).

Guna memudahkan mengenali serta mendapatkan suatu pengertian yang memadai tentang aneka ragam makhluk hidup pengisi bumi yang jumlahnya sedemikian besar itu, para ahli ahli biologi telah membuat suatu sistem klasifikasi makhluk hidup. Yakni, suatu sistem pengelompokkan makhluk-makhluk hidup yang didasarkan atas morfologinya.

Dalam sistem klasifikasi makhluk hidup, manusia masuk dalam kategori “hewan” (animal). Selanjutnya, sebagai “animal”, manusia masuk pada fylum Vertebrata (hewan yang bertulang-rangka) dan kelas Mammalia (hewan menyusui). Kelas Mammalia terdiri dari beberapa golongan dan masing-masing golongan itu terbagi-bagi lagi atas beberapa sub-golongan atau suku. Oleh para ahli biologi, manusia ditempatkan ke dalam sebuah golongan dalam kelas Mammalia yaitu golongan Primat atau Primata (primates); lebih khusus lagi, ke dalam sub-golongan (suku) Athropoid.


Manusia memiliki keseluruhaan ciri, baik Vertebrata, Mammalia, maupun Primata. Ciri-ciri dimaksud antara lain adalah: [i] bertulang-rangka, [ii] berdarah panas dan berbulu, serta [iii] pentadaktilis (Mulia dan Hidding, tth.; Haviland, 1992).  
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment