Definisi Filsafat Pendidikan
Ada satu definisi
yang cukup representatif sebagai rujukan untuk mendefinisikan filsafat
pendidikan. Yakni, definisi yang dikemukakan oleh Henderson (1970) di dalam
sebuah bukunya yang berjudul “Introduction
to Philosophy of Education”. Menurut Henderson: “philosophy of education is the
application of philosophy to study of the problems of education”. Artinya,
filsafat pendidikan ialah penggunaan filsafat untuk pengkajian
persoalan-persoalan di seputar pendidikan.
Sutan Zanti Arbi
(1988), di dalam sebuah bukunya yang berjudul “Pengantar Kepada Filsafat Pendidikan”, mendefinisikan filsafat
pendidikan nyaris sama seperti definisi dari Henderson. Menurut Sutan Zanti
Arbi: “filsafat pendidikan adalah
aplikasi dari filsafat terhadap pengkajian persoalan-persoalan pendidikan”.
Sementara Dinn Wahyudin (2007)
mendifinisikan filsafat pendidikan sebagai “pola
pikir filsafat dalam menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan”.
Kedudukan Filsafat
Pendidikan dalam Sistematik Filsafat
Filsafat timbul
karena adanya persoalan-persoalan yang dihadapi manusia. Persoalan-persoalan
tersebut kemudian diupayakan pemecahannya oleh para filsuf. Oleh karena
pemikiran dan problema yang dihadapi oleh manusia terus berkembang dari waktu
ke waktu, maka muncullah berbagai cabang atau bagian filsafat.
Cabang-cabang filsafat
yang pokok ada 6 (enam) yaitu :
a.
Metafisika (berkaitan dengan
persoalan tentang hakekat yang ada/segala sesuatu yang ada;
b.
Epistemologi (berkaitan dengan
persoalan hakekat pengetahuan);
c.
Metodologi (berkaitan dengan
persoalan hakekat metode ilmiah);
d.
Logika (berkaitan dengan
persoalan penyimpulan);
e.
Etika (berkaitan dengan
persoalan moralitas);
f.
Estetika (berkaitan dengan
persoalan keindahan (Kaelan, 2008).
Apa dan dimana
kedudukan filsafat pendidikan dalam sistematik filsafat ?
Filsafat pendidikan tidak
lain dan tidak bukan adalah bagian dari sebuah cabang filsafat yang dinamakan “filsafat
khusus”. Selain filsafat pendidikan, yang juga termasuk ke dalam filsafat
khusus tersebut antara lain adalah: filsafat hukum, filsafat bahasa, filsafat
ilmu, filsafat politik, filsafat sejarah, filsafat kebudayaan, dan lain-lain.
Filsafat
khusus muncul dan berkembang karena tuntutan perkembangan peradaban manusia,
ilmu pengetahuan serta teknologinya (Kaelan, 2008).
Guna/Manfaat
Filsafat Pendidikan
Menurut
Sutan Zanti Arbi (1988), ada 4 (empat) macam guna/manfaat filsafat pendidikan,
yaitu :
a. guna/manfaat Inspiratif
b. guna/manfaat Analitik
c. guna/manfaat Preskriptif, dan
d. guna/manfaat Investigatif.
Nasution
(1982) mengidentifikasi 4 (empat) guna/manfaat filsafat pendidikan sebagai
berikut :
a.
Filsafat
pendidikan dapat menentukan arah (direction) akan kemana anak didik dibawa;
b.
Dengan
adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat pendidikan yang dianut,
kita akan mendapat gambaran yang jelas tentang hasil (output) yang harus
dicapai dalam program pendidikan;
c.
Filsafat
pendidikan menentukan cara dan proses untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan;
d.
Filsafat
pendidikan memungkinkan para pengelola pendidikan melakukan penilaian tentang
segala upaya yang telah dilaksanakan dalam implementasi pendidikan.
Obyek Filsafat Pendidikan
Sebagaimana
tersirat dan tersurat dalam definisinya, obyek material filsafat pendidikan tidak
lain dan tidak juga bukan adalah ikhwal “persoalan-persoalan pendidikan”.
Adapun
obyek formal filsafat pendidikan ialah kajian terhadap 3 (tiga) persoalan mendasar
dan strategis di seputar pendidikan, yaitu :
a. Apa
hakekat pendidikan itu ?
b. Apa
tujuan hakiki yang seharusnya dicapai oleh pendidikan ?
b.
Materi apa yang seharusnya diberikan, serta proses belajar apa atau bagaimana
yang harus dikembangkan agar tujuan tersebut dapat dicapai ?