Friday 28 August 2015

KONSEPSI DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN

 Definisi Filsafat Pendidikan

Ada satu definisi yang cukup representatif sebagai rujukan untuk mendefinisikan filsafat pendidikan. Yakni, definisi yang dikemukakan oleh Henderson (1970) di dalam sebuah bukunya yang berjudul “Introduction to Philosophy of Education”. Menurut Henderson: “philosophy of education is the application of philosophy to study of the problems of education”. Artinya, filsafat pendidikan ialah penggunaan filsafat untuk pengkajian persoalan-persoalan di seputar pendidikan.

Sutan Zanti Arbi (1988), di dalam sebuah bukunya yang berjudul “Pengantar Kepada Filsafat Pendidikan”, mendefinisikan filsafat pendidikan nyaris sama seperti definisi dari Henderson. Menurut Sutan Zanti Arbi: “filsafat pendidikan adalah aplikasi dari filsafat terhadap pengkajian persoalan-persoalan pendidikan”.

     Sementara Dinn Wahyudin (2007) mendifinisikan filsafat pendidikan sebagai “pola pikir filsafat dalam menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan”.


Kedudukan Filsafat Pendidikan dalam Sistematik Filsafat
         
Filsafat timbul karena adanya persoalan-persoalan yang dihadapi manusia. Persoalan-persoalan tersebut kemudian diupayakan pemecahannya oleh para filsuf. Oleh karena pemikiran dan problema yang dihadapi oleh manusia terus berkembang dari waktu ke waktu, maka muncullah berbagai cabang atau bagian filsafat.

Cabang-cabang filsafat yang pokok ada 6 (enam) yaitu :
a.    Metafisika (berkaitan dengan persoalan tentang hakekat yang ada/segala sesuatu yang ada;
b.    Epistemologi (berkaitan dengan persoalan hakekat pengetahuan);
c.    Metodologi (berkaitan dengan persoalan hakekat metode ilmiah);
d.    Logika (berkaitan dengan persoalan penyimpulan);
e.    Etika (berkaitan dengan persoalan moralitas);
f.     Estetika (berkaitan dengan persoalan keindahan (Kaelan, 2008).     
Apa dan dimana kedudukan filsafat pendidikan dalam sistematik filsafat ?

Filsafat pendidikan tidak lain dan tidak bukan adalah bagian dari sebuah cabang filsafat yang dinamakan “filsafat khusus”. Selain filsafat pendidikan, yang juga termasuk ke dalam filsafat khusus tersebut antara lain adalah: filsafat hukum, filsafat bahasa, filsafat ilmu, filsafat politik, filsafat sejarah, filsafat kebudayaan, dan lain-lain.

          Filsafat khusus muncul dan berkembang karena tuntutan perkembangan peradaban manusia, ilmu pengetahuan serta teknologinya (Kaelan, 2008).


Guna/Manfaat Filsafat Pendidikan

          Menurut Sutan Zanti Arbi (1988), ada 4 (empat) macam guna/manfaat filsafat pendidikan, yaitu :
a. guna/manfaat Inspiratif
b. guna/manfaat Analitik
c. guna/manfaat Preskriptif, dan
d. guna/manfaat Investigatif.

          Nasution (1982) mengidentifikasi 4 (empat) guna/manfaat filsafat pendidikan sebagai berikut :

a.    Filsafat pendidikan dapat menentukan arah (direction) akan kemana anak didik dibawa;
b.    Dengan adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat pendidikan yang dianut, kita akan mendapat gambaran yang jelas tentang hasil (output) yang harus dicapai dalam program pendidikan;
c.    Filsafat pendidikan menentukan cara dan proses untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan;
d.    Filsafat pendidikan memungkinkan para pengelola pendidikan melakukan penilaian tentang segala upaya yang telah dilaksanakan dalam implementasi pendidikan.

Obyek Filsafat Pendidikan

          Sebagaimana tersirat dan tersurat dalam definisinya, obyek material filsafat pendidikan tidak lain dan tidak juga bukan adalah ikhwal “persoalan-persoalan pendidikan”.

          Adapun obyek formal filsafat pendidikan ialah kajian terhadap 3 (tiga) persoalan mendasar dan strategis di seputar pendidikan, yaitu :

a.  Apa hakekat pendidikan itu ?
b.  Apa tujuan hakiki yang seharusnya dicapai oleh pendidikan ?

b. Materi apa yang seharusnya diberikan, serta proses belajar apa atau bagaimana yang harus dikembangkan agar tujuan tersebut dapat dicapai ?  
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment