Secara garis besar studi
sejarah lokal yang pernah dilakukan tentang Indonesia dapat dibedakan atas
empat golongan. Keempat corak itu adalah (1) Studi yang difokuskan pada suatu
peristiwa tertentu, studi peristiwa khusus; (2) Studi yang lebih menekankan
pada struktur; (3) studi yang mengambil perkembangan aspek tertentu dalam kurun
waktu tertentu; (4) Studi sejarah umum, yang menguraikan perkembangan daerah
tertentu seperti propinsi, kota, kabupaten dari masa ke masa (Abdullah, 1996:
27).
Menurut Widja (1991: 41-66),
penulisan sejarah lokal terutama didasarkan atas tujuan penulisannya yang
berkaitan dengan latar belakang pendidikan penyusunnya. Di Indonesia, paling
sedikit terdapat lima jenis penulisan sejarah lokal yaitu (1) sejarah lokal
tradisonal; (2) sejarah lokal dilentatis; (3) sejarah lokal edukatif
inspiratif; (4) sejarah lokal kolonial; dan (5) sejarah lokal kritis analitis.
Yang dimaksud sejarah lokal
tradisional adalah hasil penyusunan sejarah dari berbagai kelompok etnik yang
tersebar di seluruh Indonesia yang sudah bersifat tertulis. Ini untuk
membedakan dengan tradisi lisan. Sejarah lokal tradisional juga merupakan tipe
sejarah lokal yang pertama kali muncul di Indonesia. Sifat lokalitasnya dengan
sendirinya mudah dimengerti karena belum berkembangnya kesadaran akan kesatuan
antar etnik, yang meliputi seluruh Indonesia seperti sesudah kebangkitan
nasionalisme pada permulaan abad 20.
Sejarah lokal dilentatis adalah
hasil penyusunan sejarah dari orang-orang yang berupaya menumbuhkan kesadaran
nasionalisme yang sifatnya masih tradisional, hasil tulisannya pun masih
tradisional serta sifatnya masih sangat semi lokal, belum memiliki metode
kajian yang pasti. Pada akhirnya sejarah lokal dilentatis bermuara pada sejarah
lokal edukatif inspiratif.
Sejarah lokal edukatif inspiratif
adalah jenis sejarah lokal yang memang disusun dalam rangka mengembangkan
kecintaan sejarah, terutama pada sejarah lingkungannya, yang kemudian menjadi
pangkal bagi timbulnya kesadaran sejarah dalam artian yang luas yaitu kesadaran
sejarah nasional. Seperti namanya, sejarah lokal tipe ini memiliki sifat yang
mendidik dan inspiratif.
Sejarah lokal kolonial merupakan
suatu kategori tersendiri dalam tipologi sejarah lokal, terutama karena
beberapa karakteristik yang dimilikinya. Karakteristik yang pertama adalah
sebagian besar penyusunnya adalah para pejabat pemerintah kolonial serta
residen, asisten residen, kontrolir atau pejabat-pejabat pribumi tapi atas
dorongan dari pejabat-pejabat Hindia Belanda. Karakteristik berikutnya adalah
umumnya tulisan merupakan laporan dari pejabat kolonial di daerah-daerah,
laporan ini dapat berupa memori atau laporan khusus. Karena sifanya sebagian
besar sebagai laporan, maka uraian sejarah lokal kolonial ini banyak yang
tersimpan sebagai arsip pemerintah kolonial, di samping itu ada juga yang sudah
dipublikasikan untuk umum. Selain itu, tulisan jenis ini biasanya bersifat
subyektif.
Sejarah lokal tipe yang terakhir
adalah sejarah lokal kritis analitis. Sejarah lokal tipe ini memiliki sifat
uraian atau pembahasan masalah yang menggunakan pendekatan metodologi sejarah
yang bersifat kritis. Mulai dari pemilihan obyek studi hingga penulisan
laporannya semua tertata dengan sistematis dan isinya kritis analitis.
Jenis-jenis dari studi sejarah lokal kritis analitis antara lain adalah (1)
Studi yang difokuskan pada suatu peristiwa tertentu, studi peristiwa khusus;
(2) Studi yang lebih menekankan pada struktur; (3) studi yang mengambil
perkembangan aspek tertentu dalam kurun waktu tertentu; (4) Studi sejarah umum,
yang menguraikan perkembangan daerah tertentu seperti propinsi, kota, kabupaten
dari masa ke masa (Abdullah, 1996: 27).