Friday 28 August 2015

MACAM-MACAM TIPE ATAU CORAK STUDI SEJARAH LOKAL

Secara garis besar studi sejarah lokal yang pernah dilakukan tentang Indonesia dapat dibedakan atas empat golongan. Keempat corak itu adalah (1) Studi yang difokuskan pada suatu peristiwa tertentu, studi peristiwa khusus; (2) Studi yang lebih menekankan pada struktur; (3) studi yang mengambil perkembangan aspek tertentu dalam kurun waktu tertentu; (4) Studi sejarah umum, yang menguraikan perkembangan daerah tertentu seperti propinsi, kota, kabupaten dari masa ke masa (Abdullah, 1996: 27).

            Menurut Widja (1991: 41-66), penulisan sejarah lokal terutama didasarkan atas tujuan penulisannya yang berkaitan dengan latar belakang pendidikan penyusunnya. Di Indonesia, paling sedikit terdapat lima jenis penulisan sejarah lokal yaitu (1) sejarah lokal tradisonal; (2) sejarah lokal dilentatis; (3) sejarah lokal edukatif inspiratif; (4) sejarah lokal kolonial; dan (5) sejarah lokal kritis analitis.

            Yang dimaksud sejarah lokal tradisional adalah hasil penyusunan sejarah dari berbagai kelompok etnik yang tersebar di seluruh Indonesia yang sudah bersifat tertulis. Ini untuk membedakan dengan tradisi lisan. Sejarah lokal tradisional juga merupakan tipe sejarah lokal yang pertama kali muncul di Indonesia. Sifat lokalitasnya dengan sendirinya mudah dimengerti karena belum berkembangnya kesadaran akan kesatuan antar etnik, yang meliputi seluruh Indonesia seperti sesudah kebangkitan nasionalisme pada permulaan abad 20.

            Sejarah lokal dilentatis adalah hasil penyusunan sejarah dari orang-orang yang berupaya menumbuhkan kesadaran nasionalisme yang sifatnya masih tradisional, hasil tulisannya pun masih tradisional serta sifatnya masih sangat semi lokal, belum memiliki metode kajian yang pasti. Pada akhirnya sejarah lokal dilentatis bermuara pada sejarah lokal edukatif inspiratif.

            Sejarah lokal edukatif inspiratif adalah jenis sejarah lokal yang memang disusun dalam rangka mengembangkan kecintaan sejarah, terutama pada sejarah lingkungannya, yang kemudian menjadi pangkal bagi timbulnya kesadaran sejarah dalam artian yang luas yaitu kesadaran sejarah nasional. Seperti namanya, sejarah lokal tipe ini memiliki sifat yang mendidik dan inspiratif.

            Sejarah lokal kolonial merupakan suatu kategori tersendiri dalam tipologi sejarah lokal, terutama karena beberapa karakteristik yang dimilikinya. Karakteristik yang pertama adalah sebagian besar penyusunnya adalah para pejabat pemerintah kolonial serta residen, asisten residen, kontrolir atau pejabat-pejabat pribumi tapi atas dorongan dari pejabat-pejabat Hindia Belanda. Karakteristik berikutnya adalah umumnya tulisan merupakan laporan dari pejabat kolonial di daerah-daerah, laporan ini dapat berupa memori atau laporan khusus. Karena sifanya sebagian besar sebagai laporan, maka uraian sejarah lokal kolonial ini banyak yang tersimpan sebagai arsip pemerintah kolonial, di samping itu ada juga yang sudah dipublikasikan untuk umum. Selain itu, tulisan jenis ini biasanya bersifat subyektif.

            Sejarah lokal tipe yang terakhir adalah sejarah lokal kritis analitis. Sejarah lokal tipe ini memiliki sifat uraian atau pembahasan masalah yang menggunakan pendekatan metodologi sejarah yang bersifat kritis. Mulai dari pemilihan obyek studi hingga penulisan laporannya semua tertata dengan sistematis dan isinya kritis analitis. Jenis-jenis dari studi sejarah lokal kritis analitis antara lain adalah (1) Studi yang difokuskan pada suatu peristiwa tertentu, studi peristiwa khusus; (2) Studi yang lebih menekankan pada struktur; (3) studi yang mengambil perkembangan aspek tertentu dalam kurun waktu tertentu; (4) Studi sejarah umum, yang menguraikan perkembangan daerah tertentu seperti propinsi, kota, kabupaten dari masa ke masa (Abdullah, 1996: 27).


Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment