Friday 28 August 2015

KONSEP-KONSEP DASAR PERKEMBANGAN

Hakekat Perkembangan

          Perkembangan pada dasarnya ialah suatu proses perubahan (change), yang dimulai sejak terjadinya pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan manusia (Santrock & Yussen, 1992).
         
Apakah setiap proses perubahan dapat disebut sebagai perkembangan ?
         
Tidak setiap proses perubahan dapat disebut sebagai perkembangan. Suatu proses perubahan dapat disebut sebagai perkembangan apabila secara inheren memiliki ciri-ciri kharakteristik sebagai berikut:
·         Gradual
·         Kontinyu
·         Kumulatif
·         Sistematis,
·         Kompleks, dan
·         Holistik.

 Tahap dan Tugas Perkembangan

        Sebagai suatu proses perubahan yang bersifat gradual, perkembangan berlangsung secara bertahap, atau melewati beberapa fase. Dalam konteks inilah, kemudian muncul konsep “tahap-tahap perkembangan” (developmental stages) dan “tugas-tugas perkembangan” (developmental tasks).

 1. Tahap Perkembangan

Tahap perkembangan (developmental stages) ialah tahapan-tahapan atau fase-fase yang ada/dilalui dalam proses perubahan di sepanjang siklus kehidupan manusia.
         
Secara umum, perkembangan manusia melalui 6 tahap atau fase sebagai berikut:
a.  Masa Prakelahiran (prenatal)
b.  Masa Bayi (sejak lahir hingga usia 18 – 24 bulan)
c.  Masa Anak-Anak :
(i)  Masa Anak-Anak Awal (sejak akhir masa bayi hingga usia 5-6 tahun, atau usia TK)
(ii) Masa Anak-Anak Tengah/Akhir (usia 7-12 tahun, atau usia SD)
d.  Masa Remaja (usia 13 hingga 18-22 tahun)
e.  Masa Dewasa :
(i)  Masa Dewasa Awal
(ii) Masa Dewasa Muda
f.   Masa Lanjut Usia (Santrock, 1995). 

2. Tugas Perkembangan

Tugas perkembangan (developmental tasks) adalah seperangkat perilaku dan ketrampilan/kemampuan yang harus dicapai atau dikuasai manusia pada tahap perkembangan tertentu (Kartadinata dan Dantes, 1996/1997). Dalam rumusan kalimat yang agak berbeda, Robert J. Havighurs merumuskan definisi tugas perkembangan sebagai sebagian tugas yang muncul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan individu mencapai tugas-tugas itu akan dapat memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya, jika gagal, akan menimbulkan kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat, serta kesulitan dalam tugas perkembangan berikutnya. .

Sebagai contoh ilustratif, berikut ini dikemukakan deskripsi tugas-tugas perkembangan dari masa bayi dan masa anak usia TK.

a. Tugas Perkembangan Masa Bayi :
§  Belajar berjalan
§  Belajar makan makanan padat
§  Belajar bicara
§  Belajar mengendalikan gerakan badan
§  Belajar membentuk konsep sederhana tentang realitas fisik dan sosial
§  Belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak-adik, dan orang lain
§  Belajar membedakan yang benar dan salah (Kartadinata dan Dantes, 1996/1997; Sumantri dan Syaodih, 2005)..

b. Tugas Perkembangan Masa Anak Usia TK :
§  Belajar berkembang menjadi pribadi yang mandiri
§  Belajar memberi, berbagi, dan memperoleh kasih sayang
§  Belajar bergaul
§  Belajar mengontrol diri
§  Belajar bermacam-macam peran (role) di masyarakat
§  Belajar mengenal tubuh
§  Belajar mengembangkan ketrampilan motorik (halus maupun kasar)
§  Belajar mengenal lingkungan fisik
§  Belajar menguasai kosa kata baru untuk memahami suatu hal atau orang lain
§  Belajar mengembangkan perasaan positif dengan kasih sayang terhadap lingkungan di sekitarnya (Triyon & Lilienthal, 2003).

 Aspek-Aspek Perkembangan

          Sebagai suatu proses perubahan yang kompleks dan holistik, perkembangan hakekatnya merupakan proses dan produk interaksi dari berbagai aspek yang disebut sebagai “aspek-aspek perkembangan(developmental aspects).

Santrock (1995) dan Izzaty (2005) mengidentifikasi serta mengklasisifikasi  aspek-aspek perkembangan tersebut menjadi 3 (tiga) yaitu: (i) Biologis, (ii) Kognitif, dan (iii) Sosio-Emosional. Aspek biologis adalah aspek perkembangan yang berhubungan dengan perubahan fisik atau motorik individu. Aspek kognitif ialah aspek perkembangan yang berkenaan dengan perubahan pada pemikiran atau intelegensi, dan bahasa individu. Adapun aspek perkembangan sosio-emosional mencakup perubahan pada relasi individu dengan orang lain, serta perubahan emosi dan kepribadian yang menyertainya.

Sementara itu, Slamet Suyanto (2005), secara lebih terperinci mengidentifikasi serta mengklasifikasi aspek-aspek perkembangan  itu ke dalam 7 (tujuh) aspek berikut ini: (i) Fisik-Motorik, (ii) Intelektual/Kognitif, (iii) Moral, Disiplin dan Etika, (iv) Sosial, Empati dan Kerjasama, (v) Emosional, Harga Diri dan Aktualisasi, (vi) Bahasa dan Literasi, serta (vii) Kreativitas dan Daya Cipta.

 Teori dan Variabel Perkembangan

1. Teori Perkembangan

Teori-teori tentang perkembangan, secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

a.  Nativisme/Naturalisme/Predestinasi atau Predeterminasi
Tokoh-tokoh dari kelompok teori ini:
§  Arthur Schopenhauer
§  J.J. Rousseau, dan G. Mendel.

b.  Empirisme
Tokoh-tokoh dari kelompok teori ini adalah:
§  John Locke, dengan Tabularasa Theory-nya
§  E. Kant

c.  Konvergensi
Tokoh-tokoh dari kelompok teori ketiga ini antara lain adalah:
§  William Stern
§  Erik H.. Erikson.

2. Variabel-Variabel Perkembangan

          Pada pokoknya, ada 2 variabel (faktor) yang secara umum diakui para ahli sebagai determinan dalam perkembangan. Kedua variabel determinan dimaksud adalah:

a. Variabel Bawaan/Pembawaan/Keturunan, yang lazim disebut juga sebagai “faktor atau fakta genetik”. Variabel ini merupakan faktor  perkembangan yang bersifat internal;

b.  Variabel Lingkungan, sebagai faktor perkembangan yang lebih  bersifat eksternal.
Variabel kedua ini mencakup antara lain:
§  Faktor kesehatan (asupan gizi)
§  Faktor lingkungan fisik, dan
§  Faktor psikososial (stimulasi; motivasipola asuh dan kasih sayang orang tua, dll.).
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment