Perkembangan pada dasarnya ialah suatu
proses perubahan (change), yang
dimulai sejak terjadinya pembuahan dan berlangsung terus selama siklus
kehidupan manusia (Santrock &
Yussen, 1992).
Apakah setiap proses perubahan dapat
disebut sebagai perkembangan ?
Tidak setiap proses perubahan dapat
disebut sebagai perkembangan. Suatu proses perubahan dapat disebut sebagai
perkembangan apabila secara inheren memiliki ciri-ciri kharakteristik sebagai berikut:
·
Gradual
·
Kontinyu
·
Kumulatif
·
Sistematis,
·
Kompleks, dan
·
Holistik.
Tahap dan Tugas Perkembangan
Sebagai suatu proses perubahan yang bersifat gradual,
perkembangan berlangsung secara bertahap, atau melewati beberapa fase. Dalam
konteks inilah, kemudian muncul konsep “tahap-tahap perkembangan” (developmental stages) dan “tugas-tugas
perkembangan” (developmental tasks).
1. Tahap Perkembangan
Tahap perkembangan (developmental stages) ialah
tahapan-tahapan atau fase-fase yang ada/dilalui dalam proses perubahan di
sepanjang siklus kehidupan manusia.
Secara umum, perkembangan manusia
melalui 6 tahap atau fase sebagai
berikut:
a. Masa Prakelahiran (prenatal)
b. Masa Bayi (sejak
lahir hingga usia 18 – 24 bulan)
c. Masa Anak-Anak :
(i) Masa Anak-Anak Awal (sejak akhir masa bayi hingga usia 5-6 tahun, atau usia TK)
(ii)
Masa Anak-Anak Tengah/Akhir (usia 7-12
tahun, atau usia SD)
d.
Masa Remaja (usia 13 hingga 18-22
tahun)
e. Masa Dewasa :
(i)
Masa Dewasa Awal
(ii)
Masa Dewasa Muda
f.
Masa Lanjut Usia (Santrock, 1995).
2. Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan (developmental tasks) adalah seperangkat
perilaku dan ketrampilan/kemampuan yang harus dicapai atau dikuasai manusia
pada tahap perkembangan tertentu (Kartadinata
dan Dantes, 1996/1997). Dalam rumusan kalimat yang agak berbeda, Robert J. Havighurs merumuskan definisi
tugas perkembangan sebagai sebagian tugas yang muncul pada suatu periode
tertentu dalam kehidupan individu. Keberhasilan individu mencapai tugas-tugas
itu akan dapat memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas
berikutnya. Sebaliknya, jika gagal, akan menimbulkan kekecewaan bagi individu,
penolakan oleh masyarakat, serta kesulitan dalam tugas perkembangan berikutnya.
.
Sebagai contoh ilustratif, berikut ini
dikemukakan deskripsi tugas-tugas perkembangan dari masa bayi dan masa anak
usia TK.
a.
Tugas Perkembangan Masa Bayi :
§
Belajar
berjalan
§
Belajar
makan makanan padat
§
Belajar
bicara
§
Belajar
mengendalikan gerakan badan
§
Belajar
membentuk konsep sederhana tentang realitas fisik dan sosial
§
Belajar
menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak-adik, dan orang
lain
§
Belajar
membedakan yang benar dan salah (Kartadinata
dan Dantes, 1996/1997; Sumantri dan Syaodih, 2005)..
b. Tugas Perkembangan
Masa Anak Usia TK :
§
Belajar
berkembang menjadi pribadi yang mandiri
§
Belajar
memberi, berbagi, dan memperoleh kasih sayang
§
Belajar
bergaul
§
Belajar
mengontrol diri
§
Belajar
bermacam-macam peran (role) di
masyarakat
§
Belajar
mengenal tubuh
§
Belajar
mengembangkan ketrampilan motorik (halus maupun kasar)
§
Belajar
mengenal lingkungan fisik
§
Belajar
menguasai kosa kata baru untuk memahami suatu hal atau orang lain
§
Belajar
mengembangkan perasaan positif dengan kasih sayang terhadap lingkungan di
sekitarnya (Triyon & Lilienthal,
2003).
Aspek-Aspek Perkembangan
Sebagai suatu proses perubahan yang
kompleks dan holistik, perkembangan hakekatnya merupakan proses dan produk
interaksi dari berbagai aspek yang disebut sebagai “aspek-aspek perkembangan” (developmental
aspects).
Santrock (1995) dan Izzaty (2005) mengidentifikasi serta mengklasisifikasi aspek-aspek perkembangan tersebut menjadi 3
(tiga) yaitu: (i) Biologis, (ii) Kognitif, dan (iii) Sosio-Emosional. Aspek biologis
adalah aspek perkembangan yang berhubungan dengan perubahan fisik atau motorik
individu. Aspek kognitif ialah aspek perkembangan yang berkenaan dengan perubahan
pada pemikiran atau intelegensi, dan bahasa individu. Adapun aspek perkembangan
sosio-emosional mencakup perubahan pada relasi individu dengan orang lain,
serta perubahan emosi dan kepribadian yang menyertainya.
Sementara itu, Slamet Suyanto (2005), secara lebih terperinci mengidentifikasi
serta mengklasifikasi aspek-aspek perkembangan
itu ke dalam 7 (tujuh) aspek berikut ini: (i) Fisik-Motorik, (ii) Intelektual/Kognitif,
(iii) Moral, Disiplin dan Etika, (iv)
Sosial, Empati dan Kerjasama, (v) Emosional, Harga Diri dan Aktualisasi,
(vi) Bahasa dan Literasi, serta (vii)
Kreativitas dan Daya Cipta.
Teori dan Variabel Perkembangan
1. Teori Perkembangan
Teori-teori tentang perkembangan,
secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
a. Nativisme/Naturalisme/Predestinasi
atau Predeterminasi
Tokoh-tokoh
dari kelompok teori ini:
§
Arthur Schopenhauer
§
J.J. Rousseau, dan G. Mendel.
b. Empirisme
Tokoh-tokoh
dari kelompok teori ini adalah:
§
John Locke, dengan Tabularasa
Theory-nya
§
E. Kant
c. Konvergensi
Tokoh-tokoh
dari kelompok teori ketiga ini antara lain adalah:
§
William Stern
§
Erik H.. Erikson.
2. Variabel-Variabel Perkembangan
Pada
pokoknya, ada 2 variabel (faktor) yang secara umum diakui para ahli sebagai
determinan dalam perkembangan. Kedua variabel determinan dimaksud adalah:
a.
Variabel Bawaan/Pembawaan/Keturunan,
yang lazim disebut juga sebagai “faktor
atau fakta genetik”. Variabel ini
merupakan faktor perkembangan yang
bersifat internal;
b. Variabel Lingkungan,
sebagai faktor perkembangan yang lebih bersifat
eksternal.
Variabel kedua ini mencakup antara
lain:
§
Faktor
kesehatan (asupan gizi)
§
Faktor
lingkungan fisik, dan
§
Faktor
psikososial (stimulasi; motivasi; pola
asuh dan kasih sayang orang tua, dll.).