Hakekat Manusia
Manusia
pada dasarnya adalah “animal”.
Sebagai “animal”, manusia masuk pada golongan
Primates, kelas Mammalia, fylum
Vertebrata. Oleh karenanya, manusia memiliki keseluruhaan ciri, baik
Vertebrata, Mammalia, maupun Primates. Ciri-ciri dimaksud antara lain adalah:
[i] bertulang-rangka, [ii] berdarah panas dan berbulu, serta [iii] pentadaktilis (Mulia dan Hidding, tth.;
Haviland, 1992).
Manusia
dan Asal-Usul Pengetahuan
Di antara Primates,
manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Manusia memiliki alat untuk
berbicara. Manusia juga memiliki struktur badan dan tangan yang memungkinkannya
untuk berjalan tegak (erectus). Hal
lain yang merupakan keistimewaan dan kesempurnaan manusia, yang dengan itu
membedakan manusia dari Mammalia lain, dan bahkan animal, ialah volume dan
susunan otaknya.
Oleh karena itulah,
Aristoteles (384-322 seb. M) mendefinisikan manusia sebagai “the animal that reason”. Manusia adalah
hewan yang berakal-sehat, hewan yang berakal-pikiran. Hocking (1957) mendefinisikan
manusia “as the animal who thinks”.
Manusia adalah hewan yang berpikir. Berpikir itulah yang mencirikan hakekat
manusia dan karena berpikirlah dia menjadi manusia. Homo
sapiens (Jujun S. . Suriasumantri, 1989).
Berpikir pada
dasarnya adalah bertanya, atau mempertanyakan sesuatu. Untuk apa bertanya?
Untuk mencari jawaban, ingin tahu (jawaban) sesuatu. Dengan demikian, bertanya tidak
lain adalah proses tahu, suatu proses mencari tahu. Berpikir sebagai sebagai
proses mencari tahu itulah yang kemudian membuahkan apa yang disebut
“pengetahuan” (knowledge).
Pengetahuan adalah hasil
pemahaman manusia terhadap sesuatu yang bersifat umum dan spontan tanpa perlu
penyelidikan (Yulia Budiwati, dkk., 2006). Definisi lain menyebutkan, bahwa
pengetahuan adalah putusan-putusan yang dibuat manusia terhadap obyek
pengalaman, yakni hasil persentuhan indera manusia dengan alam sekitar
(Poedjawijatna, 1987).
Klasifikasi
Pengetahuan
Pengetahuan sebagai
hasil tahu atau proses berpikir manusia ada banyak macamnya.
Poedjawijatna (1987)
mengklasifikasikan bermacam-macam pengetahuan itu menjadi sebagai berikut :
a.
Klasifikasi
atas dasar sifat putusan :
1.
Pengetahuan Umum
Ialah
pengetahuan yang putusannya berlaku umum
2.
Pengetahuan Khusus
Ialah pengetahuan
yang putusannya berlaku khusus, mengenai satu hal;
b.
Klasifikasi
atas dasar tingkatannya :
1.
Pengetahuan biasa
Ialah pengetahuan
yang dipergunakan orang terutama untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari,
tanpa mengetahui seluk-beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya
2.
Ilmu atau ilmu pengetahuan
3.
Filsafat (pengetahuan “supra-ilmiah” atau “supra-pengalaman” ).
Endang Saifuddin
Anshari (1990) mengajukan klasifikasi lain mengenai pengetahuan seperti berikut
ini :
a. Pengetahuan
biasa
Ialah pengetahuan
tentang hal-hal yang biasa, yang sehari-hari
Pengetahuan ini
lazim dikenal dengan sebutan “pengetahuan” an sich
b. Pengetahuan
ilmiah, yang selanjutnya lazim dikenal dengan
sebutan “ilmu” atau “ilmu pengetahuan”
c. Pengetahuan filosofis, yang selanjutnya
lazim dikenal dengan sebutan “filsafat”
d. Pengetahuan
teologis
Ialah pengetahuan
keagamaan, pengetahuan tentang agama, pengetahuan tentang pemberitahuan (wahyu)
dari Tuhan.