Pada penjelasan sebelumnya
telah disinggung bahwa klasifikasi sejarah berdasarkan batasan wilayah geografisnya
antara lain terdiri dari (1) sejarah dunia, yaitu sejarah yang mencakup seluruh
wilayah di dunia atau dunia internasional; (2) sejarah wilayah atau sejarah
regional mencakup wilayah satu kawasan benua atau sub benua seperti sejarah
Amerika, sejarah Asia Tenggara; (3) sejarah nasional, mencakup sejarah satu
negara satu kesatuan wilayah negara seperti sejarah Indonesia; (4) sejarah
lokal, mencakup sejarah suatu tempat, satu lokalitas masyarakat tertentu
(Widja, 1991: 33-40).
Dalam konteks sejarah tentang Indonesia, maka perbedaan lokal
dan nasional tidaklah terletak pada nilai abstraksi dan generalisasi makin
nasional makin kurang detailnya, tetapi pada orientasi. Jika sejarah nasional
menuntut problematik yang menuju integrasi dari berbagai lokalitas, maka
sejarah lokal tidak memerlukan ini. Masalah lokal adalah masalah lokal dan
segala masalah yang menyangkut berkisar pada dirinya. Karena itu pertanyaan
pokoknya lebih sederhana “apakah hal-hal ini, proses dan kecenderungan
struktural, dapat menjelaskan perkembangan dari masyarakat di daerah ini?, di
lokalitas ini?...
Sekai lagi masalah pokok ialah bersumber pada logika yang
dimunculkan oleh realitas lokal. Realitas itu memang tidak seluruhnya bersal
dari dalam, ia juga bisa diberi warna, atau bahkan diubah dari luar. Tetapi ia
riil pada daerah tertentu itu. Berdasarkan pikiran ini maka bisa saja terjadi
bahwa sesuatu yang termasuk kategori penting dalam sejarah nasional, sama
sekali tak berarti penting pada sejarah lokal. Sejarah nasional ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan yang ekstra lokal, tidak hanya akumulasi peristiwa lokal
ataupun hanya kepentingan satu, dua lokal yang strategis, tetapi juga oleh
perimbangan-perimbangan kekuatan pada tahap nasional. Konsekuensi selanjutnya
dari sikap ini ialah bahwa periodisasi sejarah lokal tidak harus sama dengan
sejarah nasional.
Lokal berarti lingkup terkecil dari wilayah yang dikaji.
Kedudukan sejarah lokal dalam sistematik ilmu sejarah merupakan bagian atau sub
kajian ilmu sejarah yang berhubungan dengan kewilayahan atau spasial kajian
ilmu sejarah. Sejarah lokal merupakan unit mikro dari sejarah nasional atau
sejarah internasional (jika sejarah nasional merupakan unit makro).
Menurut Jordan, sejarah lokal atau lokalitas itu tidak
dapat dipisahkan dari lingkungan yang lebih besar (dalam hal ini negara atau
dunia) karena yang kecil hakekatnya adalah bagian dari yang lebih besar, dengan
demikian yang kecil akan kurang bisa dimengerti tanpa memperhatikan keseluruhan
yang lebih besar (Widja, 1991: 37). Keterkaitan sejarah nasional, regional dan
dunia dengan sejarah lokal tentu saja bukan harus diartikan bahwa sejarah
nasional dan sejarah makro itu sendiri adalah semata-mata gabungan dari
sejarah-sejarah di tingkat lokal. Masing-masing lokalitas memiliki realitas kesejarahannya
sendiri yang hanya bisa dimengerti oleh lokalitas itu. Di samping itu, menurut
F. A. Soetjipto tingkat keterkaitan sejarah lokal dalam hubungan sejarah
nasional juga berbeda-beda, namun ada juga beberapa hal yang ikut menentukan
keterkaitan kedua unit sejarah itu.
F. A. Soetjipto juga menambahkan bahwa terdapat dua
pengertian yang berbeda pada istilah regional. Arti yang pertama adalah
regional pada perspektif nasional yaitu regional adalah bagian dari nasional.
Posisi regional disini adalah antara nasional dan lokal. Arti yang kedua adalah
regional pada perspektif dunia yaitu regional adalah bagian dari internasional.
Posisi regional adalah antara internasional dan nasional. Dalam perkembangan
lebih lanjut, istilah regional lebih banyak digunakan dalam perspektif regional
dunia, yang urutannya kurang lebih dunia – regional – nasional – lokal.
Secara lebih umum dapat dirumuskan bahwa dalam sejarah
nasional tekanan terutama diberikan pada gambaran yang lebih meluas serta
menyeluruh dari suatu lingkungan bangsa, begitu pula dengan sejarah dunia yang
merupakan gambaran lingkungan bangsa-bangsa atau umat manusia di dunia, serta
sejarah regional sebagai gambaran lingkungan bangsa-bangsa di satu kawasan
benua atau sub benua. Sedangkan sejarah lokal yang mendapat perhatian utama
justru peristiwa-peristiwa di lingkungan sekitar suatu lokalitas sebagai suatu
kebulatan, dan menempatkan sejarah nasional, regional dan dunia sebagai latar
belakang dari peristiwa-peristiwa khusus di lokalitas tersebut.