Ø URAIAN MATERI DAN CONTOH
Dalam
sistem klasifikasi makhluk hidup, primata dikenal umum sebagai suatu golongan
yang paling unggul (cerdas) dibandingkan makhluk-makhluk hidup lainnya. Di
antara primata itu, manusia adalah yang paling sempurna.
1. Manusia
dapat berbicara (homo longuens),
sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat dikomunikasikan melalui
bahasa lisan maupun tulisan kepada komunitas maupun generasi berikutnya.
2. Manusia
dapat membuat alat-alat (homo faber)
yang dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan fisiknya.
3. Manusia
memiliki struktur badan dan tangan yang memungkinkannya untuk berjalan tegak (erectus).
4. Manusia
dapat hidup bermasyarakat (homo socius)
dengan tata-tertib dan aturan yang diciptakan untuk kepentingan bersama.
5. Manusia
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya melalui usaha atas dasar perhitungan ekonomi
(homo economicus), mengadakan
tukar-menukar barang (barter) maupun
jual-beli.
6. Manusia
juga mengenal keindahan di sekelilingnya (homo
aestheticus)
7. Manusia
memiliki kemampuan membayangkan peristiwa-peristiwa yang mungkin dapat terjadi
terhadap dirinya, baik yang bahagia dan menyenangkan maupun yang sengsara dan
menakutkan. Rasa takut terbesar manusia adalah rasa takut terhadap peristiwa
yang ia sadari pasti akan terjadi pada dirinya yaitu datangnya “maut”
(kematian). Kesadaran akan datangnya maut, dan itu juga berarti kesadaran akan
adanya kuatan gaib yang memiliki kemampuan lebih hebat daripada manusia yang
dapat mengatur jagad raya, inilah yang merupakan salah satu sebab timbulnya
suatu unsur penting dalam kehidupan manusia yaitu “religi”. Manusia adalah homo religieus.
8. Manusia
memiliki “rasa ingin tahu” (curiosity) lingkungan dan alam di sekelilingnya, bahkan
ingin tahu pula tentang dirinya sendiri. Beberapa makhluk hidup, khususnya
makhluk hidup dari golongan primata (monyet, kera-kera besar), dipercayai juga
memiliki rasa ingin tahu, yang oleh Issac Asimov (1920) disebut sebagai “idle curiosity”, rasa ingin tahu yang
“tetap begitu-begitu saja” sepanjang jaman, atau yang di buku lain disebut
sebagai “instinct”. Idle curiosity atau instinct pada makhluk hidup selain manusia ini lazimnya hanya
berfokus pada satu hal yakni untuk mempertahankan kelestarian hidup. Untuk itu
mereka perlu makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Rasa
ingin tahu pada manusia tidaklah sama dengan idle curiosity. Rasa ingin tahu manusia adalah rasa ingin tahu yang
tidak pernah terpuaskan. Jika sebuah masalah telah dapat dipecahkan, maka
timbul masalah lain yang menunggu penyelesaian. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong manusia untuk selalu mencari
tahu jawaban atas berbagai persoalan yang muncul dalam pikirannya.
Itulah
sejumlah ciri kharakteristik manusia; ciri kharakteristik yang kemudian
menjadikannya sebagai makhluk hidup paling sempurna.
Yang
menjadi pertanyaan sekarang adalah apa sebab manusia memiliki ciri
kharakteristik tersebut ?
Jawabnya hanya satu: manusia memiliki volume
dan susunan otak yang demikian sempurna, sehingga otak manusia memiliki
kapasitas yang lebih unggul dibandingkan makhluk hidup yang lain. Yakni,
kapasitas berupa “akal” atau “akal-budi”, suatu kapasitas yang memberi
kemungkinan luar biasa pada manusia untuk bisa “berpikir”.
Itulah
alasannya mengapa Aristoteles (384-322 seb. M) mendefinisikan manusia sebagai “the animal that reason”. Manusia adalah
hewan yang berakal-sehat, hewan yang berakal-pikiran. Itulah alasannya pula
mengapa Hocking (1957) mendefinisikan manusia “as the animal who thinks”. Manusia adalah hewan yang berpikir.
Berpikir itulah yang mencirikan hakekat manusia dan karena berpikirlah dia
menjadi manusia. Manusia adalah Homo sapiens (Jujun S. . Suriasumantri,
1989).
Lantas, apa hubungan manusia sebagai
homo sapiens dengan asal-usul pengetahuan ?
Berpikir
pada dasarnya adalah bertanya, atau mempertanyakan sesuatu. Untuk apa bertanya?
Untuk mencari jawaban, ingin tahu (jawaban) sesuatu. Dengan demikian, bertanya
tidak lain adalah proses tahu, suatu proses mencari tahu. Berpikir sebagai
sebagai proses mencari tahu itulah yang kemudian membuahkan apa yang disebut
“pengetahuan” (knowledge).
Apakah
yang dimaksud dengan pengetahuan itu ? Pengetahuan pada dasarnya adalah hasil
pemahaman manusia terhadap sesuatu yang bersifat umum dan spontan tanpa perlu
penyelidikan (Yulia Budiwati, dkk., 2006). Definisi lain menyebutkan, bahwa
pengetahuan adalah putusan-putusan yang dibuat manusia terhadap obyek
pengalaman, yakni hasil persentuhan indera manusia dengan alam sekitar
(Poedjawijatna, 1987).
sumber nya gak ada
ReplyDelete